Kenali
black campaign
Secara harafiah black campaign bisa
diartikan sebagai kampanye kotor menjatuhkan lawan dengan menggunakan isu
negatif tidak berdasar. Dahulu “kampanye hitam ini” juga dikenal sebagai
whispering campaign melalui mulut ke mulut, bisa bisa lebih canggih dengan
menggunakan media elektronik.
Secara umum black campaign
memiliki ciri yang sangat pokok yaitu lebih banyak bual daripada fakta. Memang
mungkin saja terdapat satu atau dua fakta tetapi dia akan diolah sedemikian
rupa untuk dilontarkan untuk mempengaruhi opini publik kearah yang negatif.
Black campaign bisa merupakan
serangan terbuka. Metode ini sangat mudah dikenali berniat menjatuhkan lawan.
Berisi sisi negatif lawan dan selalu dilebih-lebihkan dengan fakta yang tidak
jelas kebenarannya. Para pemilih harus mengamati mana yang fiktif dan yang
sebenarnya.
Kampanye kotor juga bisa dilakukan
secara sporadis dengan menunggu momen yang tepat dan hilang dalam waktu yang
cepat. Biasanya dia selalu menunggu saat yang tepat untuk menyerang, misalnya
menunggu opini tertentu sebagai pembuka jalan. Jika pembahasan mereda ketika
itulah “sang penyerang” hilang sementara.
Model lain adalah dengan melakukan bunuh
diri. Biasanya “sang penyerang” melakukan hal ini juga dengan tertutup.
Hebatnya ini adalah model black campaign yang sistematis. Kelompok
lawan akan berupaya menyusupkan “orangnya” masuk ke kubu lawan. Bila si
penyusup sudah masuk maka dia akan berupaya membuat sesuatu yang merugikan
kelompok yang disusupi.
Seringkali pernyataan yang keluar justru
kontraproduktif, misalnya membuat pernyataan yang membuat pemilih marah, benci
dan kehilangan simpati. Hal ini tentu akan merugikan kelompok yang disusupi
dengan merusak citra. Tetapi yang pasti dari semua pola kampanye itu sangat
sulit dibuktikan “pelaku intelektual” dibalik serangan tendensius dan negatif
itu.
Dua unsur yang menonjol dalam black
campaign ini adalah berita yang keluar dari fakta, membesarbesarkan
kenyataan, tendensius, dan berpotensi membunuh karakter. Ini tentu juga
merugikan publik karena publik berhak mendapatkan berita yang benar dan
berdasarkan fakta. Mengumandangkan
sebuah pesan yang tidak berdasar pada fakta adalah pelanggaran terhadap hak
publik.
Bagaimana
menghadapi black campaign?
Secara karikatur, aktor dibalik kampanye
negatif itu ibarat bayang-bayang raksasa yang sedang tertawa. Dia ada diantara
kerumunan massa yang bimbang. Tidak ada yang menduga bagaimana rupanya, kadang
bisa seperti malaikat berwajah lembut tetapi bisa berwatak liar dengan mata
nanar.
Mari kita lihat, adakah peluang untuk
menghadapinya?
I.
Bila anda kandidat
Black campaign, dalam beberapa pola,
akan menjadi semakin kuat bila dilawan. Karena kita sedang menghadapi hantu
dengan demikian kita tidak tahu siapa musuh. Sudah menjadi hukum alam bahwa
aksi sebanding dengan reaksi. Ketika kita memukul tembok maka reaksinya bisa
berbeda. Semakin keras kita memukul maka semakin keras penolakan. Bila lembut
kita memukul maka lembut pula tolakan dari tembok.
Dalam kasus seperti ini black
campaign akan hilang bila tidak dilawan. Tujuan kampanye negatif ini
salah satunya untuk menarik perhatian massa. Bila kita terpancing maka kasus
menjadi besar dan kemudian akan menjadi perhatian publik. Salah satu target
kampanye negatif tercapai. Namun dia akan hilang bila kita santai menghadapi.
Tentu tidak semua kampanye negatif harus
didiamkan. Adakalanya kita harus menanggapi tetapi tentu dengan santai dan
sebisa mungkin guyon. Guyonan cerdas berpotensi mengalihkan isu
tersebut. Jadi santai saja jangan emosional. Tidak akan ada untungnya bertarung
dengan hantu.
Kita menghamburkan energi. Model lain
untuk mengalihkan isu adalah dengan membalikan dia menjadi senjata kita. Teori
kelemahan menjadi kekuatan adalah model cerdas. Kita tidak perlu hambur energi
untuk menghimpun kampanye. Cukup menunggu lalu cerdas menjawab, misalnya dengan
mengatakan kita terdzolimi. Terkadang upaya ini ampuh menampung simpati massa.
Yang sulit adalah pola tersistematis dengan penyusupan pihak lawan untuk
menghancurkan dari dalam.
Maka yang harus dilakukan adalah
sterilisasi kelompok kita, dengan mengenali kawan dan lawan. Infiltrasi dari
luar yang masuk ke dalam jauh lebih berbahaya dari musuh didepan mata. Dalam
teori manajemen konflik hal ini hanya bisa diatasi dengan menjaga setiap kawan
dan mengawasi setiap lawan. Bila ada yang terindikasi sebagai penyusup tidak
elok juga bila kita reaktif. Hal itu seringkali justru itu sebagai “bunuh
diri”. Yang cerdas adalah rawat dia baik-baik, raih simpatinya, namun jangan
beri ruang terlalu luas untuk speak out. Niscaya keuntungan akan menjadi milik
kita. Dan menghadapi pola ini evaluasi akan menjadi penting.
Dari setiap kampanye negatif, tidak
semua berada pada area negatif. Terkadang pada kampanye seperti itu yang keluar
dari orang yang tidak berkepentingan langsung dengan kompetisi yang sedang
berlangsung adalah cermin. Umumnya kampanye ini tidak menyerang sisi subyektif
tetapi sisi obyektif. Tidak menyangkut pribadi tetapi lebih mengarah pada
kinerja atau program. Kalau memang dia senyatanya maka tentu dia berguna
sebagai cermin. Kita dapat berkaca darinya.
II.
Bila anda masyarakat
Kenali setiap kandidat yang tampil.
Berpikirlah obyektif dan tidak subyektif. Kinerja yang dihasilkan bukan
berdasarkan latar belakang dirinya tetapi apa yang hendak dilakukannya tentu
berdasarkan data pengalaman yang nyata. Ini fakta empirik. Karena itu penting
bagi masyarakat sebagai massa pemilih untuk mengenali lebih jauh setiap
kandidat yang tampil. Tetapi persoalannya adalah sejauh mana dia mampu
memberikan ksejahteraan kepada seluruh masyarakat.
III.
Bila anda aparat
Aparat di daerah sangat berpotensial
meredam aksi black campaign. Setiap aparatur didaerah yang akses
informasinya lemah maka akan menjadikan aparat daerah sebagai tempat bertanya.
Bila demikian maka jawablah dengan proporsional. Katakan yang sebenarnya bila
tahu sebenar-benarnya tetapi katakan tidak bila memang tidak tahu. Atau jangan
katakan apapun bila kemudian akan mendiskreditkan calon lain secara subyektif.
Sesuai dengan UU maka setiap aparat wajib untuk bersikap netral, tidak memihak.
Aparat juga bertanggung jawab menolak kampanye negatif.
Seberapa ampuh black campaign?
Kampanye adalah upaya mengangkat citra
baik dimata massa pemilih untuk meraih simpati. Tetapi dia juga berpotensi
memberikan citra buruk dimata setiap konstituen. Sepintas black
campaign menjanjikan kemenangan. Namun dia tidak akan berarti apa-apa bila kita
cerdas mengolahnya menjadi kekuatan kita.
Kultur politik kita memang dalam masa
transisi, peralihan, dan mungkin masih belajar. Secara sistem kunci dari itu
semua adalah penegakan hukum. Dan secara non-sistem marilah kita belajar untuk
jujur terhadap diri sendiri. Bangsa ini akan mundur bila praktek ketidak
jujuran masih berjalan. Karena ini sangat menentukan tingkat kedewasan kita
dalan berdemokrasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar